setiap luka mengajarkanku untuk tertawa

Selasa, 04 Desember 2012

Dinding membias.

Pada dinding yang kutatap, membias wajah, merambat kerinduan dari jari-jari yang kuraba diatasnya, matanya yang teduh mengisyaratkan kehangatan pada malam yang beku, lalu sebuah senyum menyungging dari ujung bibir, diiringi ucapan lirih 'aku rindu kamu'..
Dalam lorong imaji, mimpi serupa nyata, biarlah dinding tetap membiaskan wajah kerinduan itu, penawar rindu yang kian menggebu..
Ruang jadi saksi, malam, angin, bintang, semesta, dalam irama detik yang memetik sunyi, kubiarkan diriku lena atas imaji tentangmu, kekasih..